Sejarah Tinutuan Makanan Khas Manado Dan Cara Memasaknya
Sejarah Tinutuan Tak Selezat Rasanya. - Indonesia sangat kaya akan ragam kuliner. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan yang menjadi kekhasan daerah tersebut. Saat ini banyak makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa dengan mudah ditemui di daerah-daerah lain. Sebaran makanan khas daerah tidak hanya di pulau yang sama namun sudah menjangkau ke luar pulau dan bahkan luar negeri.
Hampir setiap makanan khas dari daerah-daerah di Indonesia memiliki cerita ataupun sejarah di baliknya. Terdapat makanan dengan cerita sejarah yang diketahui dengan pasti, namun tidak sedikit sejarah makanan daerah yang hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut tanpa ada bukti sejarahnya. Terlepas dari kebenaran cerita yang menjadi sejarah munculnya makanan khas suatu daerah, makanan daerah layak mendapat tempat di tengah modernisasi saat ini.
Inilah Sejarah Tinutuan Dan Cara Memasaknya
Salah satu makanan khas daerah yang ada di Indonesia adalah tinutuan atau sering juga disebut dengan bubur manado. Seperti namanya, kuliner khas daerah ini berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Meski berasal dari Manado namun tinutuan kini tidak hanya bisa dijumpai di daerah Manado dan sekitarnya. Berikut ini adalah sejarah tinutuan serta cara memasaknya yang cukup mudah.
Sejarah tinutuan yang perlu diketahui
Hikayat tinutuan hanya diceritakan dari mulut ke mulut tanpa ada bukti sejarah sehingga belum diketahui kebenaran ceritanya. Menurut cerita, tinutuan atau bubur manado ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan tersebut, makanan terutama beras menjadi barang yang langka dan mewah bagi banyak penduduk pribumi.
Awalnya sejarah tinutuan dimulai ketika kelangkaan dan keterbatasan untuk memiliki beras yang cukup untuk makanan sehari-hari akhirnya memunculkan kreatifitas. Orang mencampurkan aneka sayuran dan umbi-umbian dengan sedikit beras sehingga menjadi makanan yang mengenyangkan. Mereka memanfaatkan sayuran dan bahan-bahan lainnya yang mudah didapatkan untuk dicampur dengan sedikit beras.
Tinutuan tidak menceritakan dari mana asal kata tinutuan atau apa makna dari kata tinutuan tersebut. Selain itu, tidak diketahui juga kapan pastinya makanan ini menjadi kuliner khas Manado. Beberapa sumber menyebutkan bahwa bubur ini mulai banyak diperjual belikan pada tahun 1970, meski ada juga yang mengatakan mulai tahun 1981. Sampai kini, dimanapun tinutuan berada, selalu identik dengan Manado.
Cara memasak tinutuan
Tinutuan memiliki rasa dan penampilan yang khas terlepas dari sejarah tinutuan. Hasil olahan yang menggunakan campuran aneka sayuran dan umbi-umbian ini memiliki rasa yang unik. Tidak harus datang ke Manado atau pergi ke restoran manado untuk bisa menikmati semangkuk tinutuan. Cukup dengan menyisihkan sedikit waktu untuk memasak, maka tinutuan lezat sudah bisa dinikmati.
Sayuran yang biasa digunakan untuk membuat tinutuan yaitu kangkung, bayam, dan juga kemangi. Meski demikian, bisa juga ditambahkan jenis sayuran lain sesuai selera. Selain sayuran dan tentu saja beras, bahan lain yang terbilang wajib ada dalam tinutuan yaitu jagung, ubi, dan labu kuning. Bumbu yang dibubuhkan juga sangatlah sederhana, cukup garam dan serai. Berikut ini adalah cara untuk memasak tinutuan.
- Cuci bersih beras dan tiriskan
- Potong sayuran sesuai selera, cuci bersih
- Ubi dan labu kuning dipotong dadu kecil dan cuci bersih
- Rebus jagung manis kemudian disisir
- Rebus beras yang telah dibersihkan dengan air secukupnya hingga matang
- Masukkan potongan ubi, labu kuning, dan juga jagung yang telah direbus sebelumnya
- Tambahkan garam dan serai
- Aduk hingga semua bahan matang dan tekstur bubur menjadi kental
- Masukkan sayur-sayuran, aduk rata. Tidak perlu terlalu lama agar sayuran masih segar
- Angkat dan sajikan.
Sesuaikan banyaknya bahan yang akan dimasak dengan keperluan karena sebaiknya tinutuan langsung habis dalam sekali sajian. Di daerah asalnya yaitu Manado, tinutuan biasanya dihidangkan sebagai makan pagi atau sarapan. Meski demikian banyak tempat makan yang menyediakan tinutuan tidak hanya saat pagi sehingga memudahkan orang yang ingin membeli. Hal ini juga pada sejarah tinutuan membuat pendatang semakin mudah untuk mengunjungi Manado dan ingin menikmati tinutuan.
Meski sejarah tinutuan tidaklah selezat rasanya, namun hal tersebut menjadi tidak penting lagi. Kini semakin banyak orang yang mengenal dan menyukai rasa dari bubur manado ini. Bubur yang dibuat tanpa adanya tambahan daging apapun ini menjadikan tinutuan sebagai salah satu alternatif pangan yang sangat mudah dibuat. Tertarik memasak tinutuan sebagai hidangan di rumah? Selamat mencoba.